Advertisement

2 Dosen UMY Tingkatkan Pendapatan Kelompok Perajin Arang Lewat Teknologi Ramah Lingkungan

Media Digital
Rabu, 11 November 2020 - 12:42 WIB
Budi Cahyana
2 Dosen UMY Tingkatkan Pendapatan Kelompok Perajin Arang Lewat Teknologi Ramah Lingkungan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UMY di Dusun Morangan 7, Desa Triharjo, Kecamatan Sleman. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dua dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yakni Sukamta dari Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Indardi dari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian meningkatkan pendapatan kelompok perajin arang batok kelapa Maju Adil Makmur melalui produksi briket dengan teknologi ramah lingkungan.

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini berlangsung di Dusun Morangan 7, Desa Triharjo, Kecamatan Sleman, dan diikuti 10 anggota kelompok pengrajin Arang Batok Kelapa Maju Adil Makmur.

Advertisement

“Tujuan kami adalah meningkatkan pendapatan kelompok pengerajin dengan meningkatkan kualitas proses pembuatan arang batok dan memanfaatkan arang batok berkualitas rendah (berbentuk serbuk dan bercampur dengan debu) menjadi briket dengan teknologi ramah lingkungan sehingga memiliki dampak ekonomi dan sosial yang signifikan,” kata Sukamta melalui keterangan tertulis kepada Harian Jogja.

Permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi kelompok Maju Adil Makmur adalah manajemen kapasitas produksi, kualitas produk, dan harga jual yang  rendah. Kapasitas produksi rendah yaitu hanya mampu 0.5 Ton /hari/tungku disebabkan karena terbatasnya jumlah tungku yang dimiliki ( hanya ada 2 tungku). Sedangkan kualitas produk yang rendah disebabkan belum adanya penerapan standar mutu di dalam proses produksi.

“Untuk itu kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas manajemen meliputi manajemen bahan baku, manajemen proses produksi, manajemen packing dan pergudangan, manajemen pengiriman, manajemen penjaminan mutu produk, dan manajemen pemasaran. Selain itu kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga bertujuan untuk meningkatkan added value pada produk arang dengan membuatnya menjadi briket sehingga harga jualnya naik,” ujar Sukamta.

Pelaksanaan kegiatan terkait dibagi dalam 2 (dua) bidang permasalahan yang berbeda yang ditangani pada satu mitra, yaitu Permasalahan produksi Permasalahan manajemen (manajemen bahan baku, manajemen proses produksi, manajemen packing dan pergudangan, manajemen pengiriman, manajemen penjaminan mutu produk, dan manajemen pemasaran).

Hasil atau luaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah telah dihasilkan arang batok kelapa dengan kualitas yang meningkat daripada sebelumnya dari sisi kadar air rendah kurang dari 7%. Demikian pula briket yang dihasilkan sudah cukup berkualitas dengan capaian target total kapasitas sebesar 40% dari produk arang. Terdapat peningkatan added value melalui pengolah arang batok kualitas rendah berbentuk serbuk menjadi briket telah meningkatkan pendapatan secara signifikan.  Arang batok kualitas rendah tersebut sebelumnya dijual dengan harga Rp 6400/kg, dan setelah dibuat dalam bentuk briket dijual dengan harga Rp 20.000/kg, meningkat lebih dari 3 kali lipat.

“Total pendapatan setelah adanya program pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebesar  Rp 7.660.800,-. Jadi terdapat kenaikan sebesar Rp 4.076.800 atau meningkat sebesar 113,75% dari pendapatan sebelumnya sebesar Rp 3.584.000,-. Sehingga PKM ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada peningkatan pendapatan kelompok pengerajin,” ujar dia. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

alt

Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan Polres Bantul Untuk Atasi Kemacetan saat Libur Lebaran

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Rela, Ungkapan Some Island tentang Kelam, Ikhlas dan Perpisahan

Hiburan
| Jum'at, 29 Maret 2024, 09:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement