Advertisement
Amalkan Nilai Muhammadiyah di Australia & Selandia Baru, Dosen UMY Gelar Baitul Arqam

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Eko Purwanti, dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), mengisi Program Pengabdian Masyarakat Berbasis Perserikatan Muhammadiyah (PPM-Muhammadiyah) dengan tema Menuju Internasionalisasi Muhammadiyah: Pemberdayaan Komunitas Muhammadiyah di Melbourne Melalui Kegiatan Baitul Arqam.
Pengabdian tersebut diikuti sekitar 30 keluarga Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Australia–New Zealand (Selandia Baru) pada 8-9 Agustus 2020
Advertisement
“Sebagai organisasi Muhammadiyah di luar negeri, para warga Muhammadiyah diharapkan dapat merepresentasikan visi dan misi Muhammadiyah secara benar sehingga dapat menjadi gambaran positif tentang Muhammadiyah kepada masyarakat secara lebih luas,” kata Eko Purwanti melalui keterangan tertulis kepada Harian Jogja.
Selain itu, menurut dia, warga Muhammadiyah di luar negeri, khususnya di Australia, juga harus dapat memahami dan mengamalkan visi dan misi organisasi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar (AMNM) sesuai dengan Al Qur’an dan sunah.
Akan tetapi, karena para pengurus dan anggota Muhammadiyah di Australia sebagian besar adalah orang-orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Australia, dan bahkan sebagian besarnya baru bergabung dengan organisasi Muhammadiyah setelah tinggal di Australia, maka etos dan wawasan kemuhammadiyahan mereka masih sangat dasar dan masih sangat perlu untuk ditingkatkan. Pemahaman yang mendalam tentang kemuhammadiyahan akan sangat berguna sebagai tambahan pedoman hidup selain Al Qur’an dan Hadis. Selain itu, pemahaman akan kemuhammadiyahan secara utuh juga diperlukan agar dapat mendukung artikulasi gerakan internasionalisasi Muhammadiyah.
“Untuk itu, maka kegiatan Baitul Arqam sangat diperlukan oleh warga Muhammadiyah di Australia, khususnya di Melbourne. Selain ditujukan untuk pendalaman wawasan kemuhammadiyahan, kegiatan Baitul Arqam juga dapat digunakan sebagai pedoman yang kokoh agar masyarakat Muhammadiyah yang tinggal di Australia dapat membentengi diri mereka dari pengaruh-pengaruh budaya Australia yang mugkin tidak sejalan dengan norma-norma dalam agama Islam,” ucap Eko Purwanti.
Guna mencapai tujuan-tujuan tersebut itu, program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk membantu pengurus dan warga Muhammadiyah di Australia untuk membangun nilai-nilai, wawasan dan etos bermuhammadiyah melalui program Baitul Arqam ini perlu dilakukan.
“Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil dari program ini akan diimplementasikan baik dalam konteks organisasi, individu maupun masyarakat, sehingga akan meningkatkan kualitas PCIM dan PCIA [Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisiyah] Australia pada khususnya dan mendukung gerakan internasionalisasi Muhamamdiyah pada umumnya,” kata Eko Purwanti.
Awal Mula
Ide pemberdayaan masyarakat Muhammadiyah melalui kegiatan Baitul Arqam diawali dengan diskusi para pengsusul dengan pimpinan PCIM, Hamim Jufri, dalam diskusi yang dilakukan secara online. Para pengusul memberikan ide-ide kegiatan yang dapat dilakukan dan kemudian menanyakan kegiatan yang mungkin dibutuhkan oleh warga Muhammadiyah di Melbourne. Berdasarkan hasil diskusi online, ternyata kegiatan Baitul Arqam menjadi pilihan dari para warga Muhammadiyah di Melbourne.
Setelah pengusul dan pimpinan PCIM mendapatkan persepsi yang sama mengenai kegiatan Baitul Arqam, langkah selanjutnya adalah mencari bahan-bahan yang akan diperlukan untuk kegiatan tersebut sekaligus mencari narasumber. Pemilihan materi Baitul Arqam dan narasumber didapatkan dari hasil diskusi dengan pengurus Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) UMY sehingga para narasumber berasal dari expertise Baitul Arqam.
Pelaksanaan Baitul Arqam yang rencananya dilaksanakan secara langsung di Rumah Muhammadiyah PCIM Australia- New Zealand selama dua hari penuh. Akan tetapi dengan adanya pandemi Covid-19, Baitul Arqam dilaksanakan secara online, dan dilaksanakan pada 8-9 Agustus 2020 pada pukul 10.00 - 15.00 waktu setempat.
Baitul Arqam dimulai dengan menghadirkan pembicara satu secara terpisah di masing-masing rumah pembicara.
“Guna memudahkan koordinasi, panitia standby di UMY sehingga mudah berkoordinasi,” ucap Eko Purwanti.
Kegiatan Baitul Arqam ditutup dengan melakukan refleksi dan mengisi kuesioner untuk mendapatkan aspirasi para peserta, sekaligus untuk melakukan rencana tindak lanjut.
Ketua PCIM Australia-New Zealand Hamim Jufri merespons positif kegiatan tersebut,
“Alhamdulillah saya menikmati sekali kajian Baitul Arqam ini,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- UMY Bantu Warga Dusun Sonyo Pahami Pentingnya Komunikasi Bencana
- UMY Kolaborasi dengan PDM Bantul Kembangkan Agribisnis Singkong
- LP3M UMY Bersama DLH Bantul Wujudkan Kampung Ramah Lingkungan
- UMKM dan PKK di Dusun Ngebel Dilatih Manajemen Organisasi
- KKN REG IT 120 UMY Bantu Digital Marketing UMKM di Bantul
Advertisement

Perpanjangan Pendaftaran SPMB di Kulonprogo Jadi Sorotan, Hari Terakhir Sepi Pendaftar
Advertisement

Miles Film Siap Luncurkan Rangga dan Cinta yang Lebih Berwarna
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement