Advertisement

UMY Bekali Keluarga di Sedayu Hadapi Penyakit Paliatif

Media Digital
Rabu, 05 Agustus 2020 - 17:27 WIB
Budi Cahyana
UMY Bekali Keluarga di Sedayu Hadapi Penyakit Paliatif Pelatihan yang diadakan UMY untuk menghadapi pasien dengan penyakit paliatif. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Tingginya angka kesakitan akibat penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes mellitus, stroke, gagal ginjal, kanker, demensia, dan lain-lain banyak berakhir pada kondisi pasien yang membutuhkan perawatan lanjutan di rumah.

Kondisi ini mendorong Arianti, dosen Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan Program Pengabdian Masyarakat Berbasis Perserikatan Muhammadiyah (PPM-Muhammadiyah) dengan judul Pembentukan Kader Muda Muhammadiyah Peduli Perawatan Pasien Perawatan di Rumah (KAMPER).

Advertisement

Kondisi penyakit kronis disebut dengan paliatif, ketika pasien membutuhkan perawatan jangka panjang yang akan mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya.

“Ketidaksiapan keluarga sebagai pemberi perawatan utama pada anggota keluarga yang memiliki penyakit paliatif merupakan masalah utama yang banyak ditemui di masyarakat. Hal ini membuat tim pengabdi tertarik untuk membentuk kader kesehatan keluarga yang bertujuan untuk menjadikan keluarga sebagai pemberi perawatan yang andal, bukan hanya untuk keluarganya tetapi juga untuk lingkungan di sekitarnya. Mitra kami adalah Lazis-Mu Sedayu yang baru saja dibentuk Januari 2020, sehingga program ini adalah program kemanusiaan pertama bagi mitra,” kata Arianti melalui keterangan tertulis kepada Harian Jogja.

Pelatihan yang diadakan Arianti diikuti 24 orang, terdiri dari lima laki-laki dan 14 perempuan, dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi yang bervariasi. Pelatihan terstruktur dimulai sejak 16 Februari 2020 dan berakhir pada 15 Maret 2020, diselenggarakan setiap Minggu pagi di Masjid Daarussalam-Ngentak Argorejo, Sedayu, Bantul, pukul 08.00-11.00 WIB.

“Ada empat materi yang diberikan. Pertama, mengukur tanda-tanda vital yang meliputi mengukur tekanan darah, mengukur frekuensi nadi, mengukur frekuensi pernafasan, dan mengukur suhu dengan menggunakan alat kesehatan digital. Kedua, melakukan pengecekan kada glukosa darah dengan alat glucometer digital. Ketiga, memberikan makan pada pasien yang terpasang selang makan, dan keempat melakukan mobilisasi miring kanan-miring kiri pada pasien yang tidak bisa bangun dari tempat tidur,” ujar Arianti.

Peserta mendapatkan materi terlebih dahulu, kemudian dilakukan pre-test. Setelah itu dilakukan pelatihan ketrampilan dengan alat-alat kesehatan dengan didampingi fasilitator dosen dan mahasiswa keperawatan UMY.

“Setelah selesai, dilakukan post-test dengan meminta peserta melakukan kembali ketrampilan yang sudah diajarkan. Alhamdulillah, lebih dari 90% peserta dapat melakukan kembali ketrampilan dengan benar,” ucap dia.

Hasil dari pelatihan ini adalah terpilihnya Ketua Kader Kesehatan Muhammadiyah yang selanjutnya akan membentuk pengurus dan program kerja bersama Lazis-Mu Sedayu.  Dalam acara penutupan pada 24 Juli 2020, Tim Pengabdian UMY menghibahkan barang berupa alat-alat kesehatan seperti tensimeter digital, glukometer, dan buku modul pelatihan

“Ketua Lazis-Mu Sedayu, Nur Halim Sumirat, sangat berterimakasih kepada Tim Dosen UMY atas pengabdian yang dilakukan, dan berharap kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan di tahun-tahun yang akan datang,” ujar Arianti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

alt

Kabupaten Sleman Prioritaskan Pembangunan Pertanian

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

The Tortured Poets Departement, Album Baru Taylor Swift Melampaui 1 Miliar Streaming di Spotify

Hiburan
| Kamis, 25 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement